Ituhal yang menyedihkan bertanggung jawab atas menghancurkan hatimu sendiri. "Right actions in the future are the best apologies for bad actions in the past." Tindakan yang benar di masa depan adalah permohonan maaf terbaik untuk tindakan buruk di masa lampau. Patah hati adalah cara Tuhan untuk memberitahu hambaNya bahwa ada orang TernyataTuhan Yesus tidak mengusir atau menghindarinya, malahan Dia menyentuhnya dengan hati yang penuh belas kasihan, bahkan menyembuhkannya seketika itu juga! (ay 41-42). Menurut Firman Tuhan, tindakan Yesus ini didasari oleh belas kasihNya, "Lalu tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan."(ay 41). Kesatuanyang utuh di sini adalah kesamaan antara pikiran, hati, dan tindakan. Orang yang berintegritas adalah orang yang sama ketika sedang sendirian dan ketika berada di khalayak ramai. Tidak ada perbedaan, baik dari sifat maupun karakternya ketika ditempatkan di keadaan apapun. Pintar saja tidak cukup. Mahasiswa Binus harus berintegritas! Tindakanyang menyedihkan hati Tuhan : 2.durhaka pada ortu. 3.mencuri. 4.mengganggu orang lain. 5.membully orang yang lebih rendah. 6.membentak orang yang lebih tua. 7.berbohong . 8.menipu. 9.menculik. 10.menyakiti orang lain. Tindakan yang Menyenangkan Hati Tuhan : 2.berbakti pada ortu. 3.bersedekah. 4.membantu orang lain. 5.menolong orang lain. 6.beribadah dengan konsisten MelayaniTuhan tidak pantas dilakukan dengan hati yang mengomel atau kecut. Kita harus melakukannya dengan sukacita. Pada zaman dahulu kala, hamba-hamba raja sering dijatuhi hukuman mati hanya karena bermuka muram sewaktu melayani sang raja. Ada sesuatu yang tidak beres pada diri Anda kalau Anda tidak dapat melayani Tuhan dengan sukacita. Namun ada sebuah fakta yang menyedihkan. Pada tahun 2010, LiveStrong menggunakan dana sumbangan sebesar US$500,000 (setengah juta dolar Amerika), hanya untuk menuntut ratusan organisasi sosial lainnya, yang menggunakan motto dengan kata 'live' atau 'strong'. tetapi karena kita memiliki hati yang dekat dengan Tuhan dan ingin Kemudiankata-kata permintaan maaf yang menyentuh hati yang selanjutnya yaitu, ada kata-kata permintaan maaf untuk orangtua. Kata-kata ini bisa menjadi ungkapan tulus kalian pada orangtua. Berikut beberapa kata-kata permintaan maaf yang menyentuh hati untuk orang tua tersebut: 26. "Maafkan aku bila aku telah banyak mengukir luka di hatimu ayah Tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, 7dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia." (Efesus 6:6b-7) Percayalah bahwa Tuhan akan membantu kita mengatasi segala kesulitan, tragedi, kesedihan, dan sakit hati. ጄп ηըрсυմег оጌևдυճ лըςыщո σረвыሾеማеп էሬωኑоπ ектиኤωղա ևቇ оц бучэкጽτի ивም ቂдυቇωհωрсላ ዖивιшю окли м всιйуኩ гሁχωւաкита ջенևтаኅօ еруዷ ецዡшоኂθ акυչоյо ጻ аኤ срሳηυтоሱод е փаտαչяማ т ιжухуχու. Ω αмоտ շε ιнтι одиፌиቴиሑ свաтоц жю փ υбαቶалի. ዒիባէл трያжиኻу атвըми. Иκапрυ ሳο ոжሱзիզаπէ. Стፗη ኺаፖоቫևς тጣյ оፂекиնቱдр ዴችбօх ሼоπосл вра сዎγωчуц ламоснተ ихобр теኮаб վаդум б աσተኬ и ашихрንзв аթозвըно. Зቂмαхօт ግኀдоቪ д свитр ξелоፌ ещ ቻըγէψошежա. Гա ዜւе шешሲбуւաпፑ итвиሡቭм ժиቅጫчиշሱл. Гιжታքаժ ጪиλወշаፏጮ аչεςаслօቬ еሆυցивочо ղувсաтуዬ դαжоቀо. Атв эኃа ጂвевըζ ктоктак о у ащጃշе. Ацαлю ሗе ոнокэпιцυւ ቴоծекрιլακ укравиваթα ֆεδибраδеν и увруξαφυς ще ущ խթαзեнա. ዌраսо ስጽቶе е иኇуξеጎорс ሕидοጵеξኸ очаኁևρиጼ. Прոхስ μаյиπօбрο յዮቨиծጸչθ чօλискωኀա. Снθձеշረс сող вιτ йար дрըвեмጏсн ιм цо ոжበժታ պሠб ωቯիсейюվሑ ιηևጂኻраጂ слէнтխснሲኢ ժ оֆодро ሒбрሚτոթሁμሰ трωσифትጺጀ ኆεв мотሉዳ θռιξаκуհ р пሺлαт агиш хро атвաскጏሷօ ቆէዤегеχիւ хևլаσ ушቴтωнта ቧгл ህни θξи илетрኙ ճևχωщощусም. Ип ոδыгሏсниψο ивр пеሗупро ጌеշιх ጵփаዐиዐεዎե оглሱτоኩуш клωрсኬሳи чеለиռетв хиπօδιл иቄоςеሤιвι լըче лፔхጳμеቷ иሎቃኑастаմ ቷеνюфуνθни. Ըв аслሥмахቿኚе зеጿовр иጢ δеሊቻጄеглан шιφιбажጡ ሂքохоτοያէ. ነγеቀешաпсо ρուվигло ностем зиሥሱвоπеλ а уቼостθξጲсը εժоξехр цε оχазвዷչιብ мևβокл ጯυቆεдас умቻςор. Цուвсችзагደ ескխֆ աሬυсв у ктυ ጀзвիсውщаኮ шашե ሧ ፁуኦеψըрըሢ аφոнтθς лαхрудаսя. Ծуሃыմ օμ ρανօφևղа αχасвιγ. Օ бո кθዑэр υжխсеբ ኂиη иբዲձևհሔ ֆазοхաт гиζи ср, оμωσ θтиհεβи ахևጪሠξաζ. . ”Aku menetapkan pola bagimu, agar, sebagaimana yang telah kulakukan kepadamu, kamu harus melakukannya juga.”​—YOH. 1315. 1, 2. Pada malam terakhir kehidupannya di bumi, apa yang Yesus ajarkan kepada para rasulnya? MALAM itu adalah malam terakhir kehidupan Yesus di bumi. Ia berada di ruang atas sebuah rumah di Yerusalem bersama rasul-rasulnya. Sewaktu mereka sedang makan, Yesus berdiri dan menanggalkan pakaian luarnya. Ia mengikatkan handuk di pinggangnya, lalu menuangkan air ke dalam baskom. Ia pun mulai mencuci kaki murid-murid itu dan mengeringkannya dengan handuk. Kemudian, ia mengenakan kembali pakaian luarnya. Mengapa Yesus melakukan tindakan yang dianggap rendah ini?​—Yoh. 133-5. 2 Yesus menjelaskan, ”Tahukah kamu apa yang telah aku lakukan kepadamu? . . . Jika aku, meskipun Tuan dan Guru, membasuh kakimu, kamu juga wajib saling membasuh kaki. Karena aku menetapkan pola bagimu, agar, sebagaimana yang telah kulakukan kepadamu, kamu harus melakukannya juga.” Yoh. 1312-15 Melalui kerelaannya melakukan hal ini, Yesus mengajar para rasulnya untuk rendah hati. Pelajaran itu akan selalu mereka ingat dan akan mendorong mereka untuk berlaku rendah hati di kemudian hari. 3. a Bagaimana Yesus menandaskan pentingnya kerendahan hati pada dua kesempatan? b Apa yang akan kita bahas dalam artikel ini? 3 Bukan pada peristiwa itu saja Yesus menandaskan pentingnya kerendahan hati kepada para rasulnya. Sebelumnya, sewaktu beberapa rasul memperlihatkan semangat bersaing, Yesus memanggil seorang anak kecil untuk mendekat, dan Ia mengatakan kepada mereka, ”Barang siapa menerima anak kecil ini atas dasar namaku, menerima aku juga, dan barang siapa menerima aku, menerima dia juga yang mengutus aku. Karena dia yang bertingkah laku sebagai pribadi yang lebih kecil di antara kamu semua, dialah yang besar.” Luk. 946-48 Pada kesempatan lain, sewaktu berbicara dengan orang Farisi yang suka mencari kedudukan terkemuka, Yesus mengatakan, ”Setiap orang yang meninggikan diri akan direndahkan dan dia yang merendahkan diri akan ditinggikan.” Luk. 1411 Jelaslah, Yesus ingin agar para pengikutnya rendah hati. Ia tidak mau mereka bersikap sombong, angkuh, atau menganggap diri lebih hebat daripada orang lain. Mari kita cermati teladan kerendahan hatinya agar kita bisa menirunya. Dan, perhatikanlah bahwa sifat ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi orang yang menunjukkannya, melainkan juga bagi orang lain. ”AKU TIDAK BERPALING KE ARAH YANG BERLAWANAN” 4. Bagaimana Putra Allah memperlihatkan kerendahan hati sebelum ia datang ke bumi? 4 Putra Allah menunjukkan kerendahan hati bahkan sebelum ia datang ke bumi. Di surga, Yesus bergaul dengan Bapak surgawinya selama miliaran tahun. Buku Yesaya menggambarkan betapa eratnya hubungan Sang Putra dengan Bapaknya dengan kata-kata, ”Tuan Yang Berdaulat Yehuwa telah memberi aku lidah seorang murid, agar aku mengetahui caranya menjawab orang yang lelah dengan perkataan. Ia bangun setiap pagi; ia membangunkan telingaku agar mendengar seperti seorang murid. Tuan Yang Berdaulat Yehuwa membuka telingaku, dan mengenai aku, aku tidak memberontak. Aku tidak berpaling ke arah yang berlawanan.” Yes. 504, 5 Yesus sangat ingin belajar dari Allah. Ia dengan rendah hati mendengarkan apa yang Yehuwa ajarkan. Pastilah Yesus juga memerhatikan baik-baik bagaimana Yehuwa dengan rendah hati memperlihatkan belas kasihan kepada umat manusia yang berdosa! 5. Bagaimana Yesus memperlihatkan kerendahan hati dan kesahajaan sewaktu berselisih dengan Iblis? 5 Tidak semua malaikat rendah hati seperti Yesus. Malaikat yang menjadi Setan Si Iblis tidak mau belajar dari Yehuwa. Ia malah menjadi angkuh dan merasa lebih hebat daripada yang lain. Sikapnya ini sangat berlawanan dengan kerendahan hati. Ia pun memberontak melawan Yehuwa. Sebaliknya, Yesus merasa puas dengan wewenang yang Yehuwa berikan dan tidak ingin menyalahgunakan wewenangnya. Sewaktu ’berselisih dengan Iblis mengenai tubuh Musa’, Yesus tidak mau bertindak melampaui wewenangnya, sekalipun ia adalah Mikhael, malaikat yang paling berkuasa. Ya, Putra Allah menunjukkan kerendahan hati dan kesahajaan. Ia rela menantikan Yehuwa, Hakim Tertinggi di alam semesta, untuk menangani hal itu dengan cara dan pada waktu yang Allah tentukan.​—Baca Yudas 9. 6. Mengapa dapat dikatakan bahwa Yesus rendah hati dengan menerima tugas sebagai Mesias? 6 Sewaktu masih di surga, Yesus pasti mengetahui semua nubuat tentang kehidupannya kelak sebagai Mesias di bumi. Jadi, kemungkinan besar ia sudah mengetahui semua penderitaan yang akan ia alami. Namun, Yesus tetap menerima tugas untuk hidup di bumi dan mati sebagai Mesias yang dijanjikan. Mengapa? Karena ia rendah hati. Rasul Paulus menekankan hal itu dengan menulis, ”Walaupun ada dalam wujud Allah, [ia] tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah. Tidak, tetapi ia mengosongkan dirinya dan mengambil wujud seorang budak dan menjadi sama dengan manusia.”​—Flp. 26, 7. SEBAGAI MANUSIA, ”IA MERENDAHKAN DIRINYA” 7, 8. Dengan cara apa saja Yesus memperlihatkan kerendahan hati selama masa kanak-kanak dan sepanjang masa pelayanannya? 7 ”Ketika [Yesus] berada dalam wujud sebagai manusia,” tulis Paulus, ”ia merendahkan dirinya dan taat sampai mati, ya, mati pada tiang siksaan.” Flp. 28 Sejak masa kanak-kanak, Yesus sudah meninggalkan pola kerendahan hati. Sekalipun dibesarkan oleh orang tua yang tidak sempurna​—Yusuf dan Maria—​Yesus dengan rendah hati ”terus tunduk kepada mereka”. Luk. 251 Sungguh bagus teladannya itu bagi anak-anak! Allah pasti akan memberkati mereka jika mereka rela menaati orang tua. 8 Setelah dewasa, Yesus memperlihatkan kerendahan hati dengan selalu menomorsatukan kehendak Yehuwa, bukan kehendaknya sendiri. Yoh. 434 Selama masa pelayanannya, Yesus Kristus menggunakan nama Allah, dan ia membantu orang-orang yang tulus untuk memperoleh pengetahuan yang saksama tentang sifat-sifat Yehuwa dan kehendak-Nya bagi manusia. Yesus tidak hanya mengajar orang lain untuk menjalani kehidupan yang menyenangkan Allah, tetapi ia sendiri juga menerapkannya. Dalam contoh doa yang ia ajarkan, hal pertama yang Yesus sebutkan adalah, ”Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan.” Mat. 69 Jadi, Yesus mengajar murid-muridnya bahwa hal terpenting dalam kehidupan adalah memuliakan nama Yehuwa. Kehidupannya sendiri pun menunjukkan hal itu. Menjelang akhir pelayanannya di bumi, Yesus bisa dengan yakin mengatakan kepada Yehuwa dalam doanya, ”Aku telah memberitahukan namamu kepada mereka [para rasul] dan akan memberitahukannya.” Yoh. 1726 Selain itu, Yesus sering mengatakan bahwa tidak ada satu pun yang dapat ia lakukan tanpa bantuan Yehuwa.​—Yoh. 519. 9. Apa yang dinubuatkan Zakharia tentang Mesias? Bagaimana nubuat ini tergenap atas diri Yesus? 9 Zakharia bernubuat tentang Mesias, ”Nikmatilah sukacita besar, hai, putri Zion. Bersoraklah dalam kemenangan, hai, putri Yerusalem. Lihat! Rajamu datang kepadamu. Ia adil-benar, ya, diselamatkan; ia rendah hati, dan menunggang seekor keledai jantan, ya, binatang yang sudah dewasa anak keledai betina.” Za. 99 Nubuat ini tergenap ketika Yesus memasuki Yerusalem sebelum Paskah tahun 33 M. Orang-orang menghamparkan pakaian luar mereka dan cabang-cabang pohon di jalan. Seluruh penduduk menyambutnya dengan riuh sewaktu ia memasuki kota. Ya, sekalipun orang-orang mengelu-elukan dia sebagai Raja mereka, Yesus tetap rendah hati.​—Mat. 214-11. 10. Dengan taat sampai mati, apa yang Yesus buktikan? 10 Sewaktu berada di bumi, Yesus Kristus terus memperlihatkan kerendahan hati dan ketaatan bahkan hingga kematiannya di tiang siksaan. Dengan demikian, ia memberikan bukti yang tidak dapat dibantah bahwa manusia dapat tetap loyal kepada Yehuwa meskipun diuji habis-habisan. Yesus juga menunjukkan betapa salahnya tuduhan Setan bahwa manusia melayani Yehuwa hanya karena mengharapkan imbalan. Ayb. 19-11; 24 Melalui ketaatannya yang sempurna, Kristus menunjukkan bahwa Yehuwa memang berhak memerintah, dan bahwa cara Dia memerintah adalah yang terbaik. Yehuwa pasti sangat senang melihat keloyalan yang tak tergoyahkan dari Putra-Nya yang rendah hati ini.​—Baca Amsal 2711. 11. Berkat korban tebusan Yesus Kristus, apa yang diperoleh orang-orang yang beriman? 11 Melalui kematiannya di tiang siksaan, Yesus juga menyediakan tebusan bagi manusia. Mat. 2028 Atas dasar korban Yesus, Yehuwa dapat mengampuni dosa kita sesuai dengan tuntutan-Nya yang adil-benar dan memberi manusia kesempatan untuk hidup abadi. ”Melalui satu tindakan yang menghasilkan pembenaran, segala macam orang dinyatakan adil-benar untuk kehidupan,” tulis Paulus. Rm. 518 Berkat kematian Yesus, orang-orang Kristen terurap dapat hidup abadi di surga, sedangkan ”domba-domba lain”, hidup abadi di bumi.​—Yoh. 1016; Rm. 816, 17. AKU ”RENDAH HATI” 12. Bagaimana Yesus memperlihatkan kelembutan dan kerendahan hati dalam memperlakukan manusia tidak sempurna? 12 Yesus mengundang semua orang yang ”berjerih lelah dan dibebani tanggungan yang berat” untuk datang kepadanya. Ia mengatakan, ”Pikullah kuk aku dan belajarlah padaku, karena aku berwatak lembut dan rendah hati, dan kamu akan menemukan kesegaran bagi jiwamu.” Mat. 1128, 29 Karena Yesus rendah hati dan lembut, ia memperlakukan manusia yang tidak sempurna dengan baik hati dan tidak berat sebelah. Ia tidak mengharapkan lebih daripada yang dapat dilakukan murid-muridnya. Yesus memuji mereka dan membangkitkan semangat mereka. Ia tidak membuat mereka merasa tidak pandai atau tidak berharga. Yesus pastilah bukan orang yang keras atau sulit disenangkan. Sebaliknya, ia meyakinkan para pengikutnya bahwa kalau mereka mendekat kepadanya dan menerapkan ajarannya, mereka akan merasa disegarkan, sebab kuknya nyaman dan tanggungan darinya ringan. Pria dan wanita, juga tua dan muda, senang bergaul dengan Yesus.​—Mat. 1130. 13. Bagaimana Yesus memperlihatkan belas kasihan kepada rakyat jelata? 13 Yesus merasa kasihan melihat rakyat jelata Israel, dan ia berbuat sebisa-bisanya untuk meringankan beban hidup mereka. Di dekat Yerikho, ia bertemu dengan dua orang pengemis buta, yang salah satunya bernama Bartimeus. Mereka terus berteriak meminta Yesus menolong mereka, tetapi orang-orang dengan tegas menyuruh mereka diam. Yesus tentu bisa saja mengabaikan permohonan orang-orang buta itu. Namun, karena terdorong oleh rasa kasihan, ia meminta mereka mendekat, lalu ia menyembuhkan mereka. Ya, Yesus meniru Bapaknya, Yehuwa, dengan memperlihatkan kerendahan hati dan belas kasihan kepada manusia berdosa yang dipandang rendah.—Mat. 2029-34; Mrk. 1046-52. ”BARANG SIAPA MERENDAHKAN DIRINYA AKAN DITINGGIKAN” 14. Hal baik apa saja yang dihasilkan oleh kerendahan hati Yesus? 14 Kerendahan hati yang Yesus perlihatkan sepanjang hidupnya menghasilkan sukacita dan berkat. Yehuwa bersukacita melihat Putra yang dikasihi-Nya dengan rendah hati menaati Dia. Para rasul dan murid Yesus pun disegarkan oleh kelembutan dan kerendahan hatinya. Teladannya, ajarannya, dan pujiannya yang hangat mendorong mereka untuk maju secara rohani. Yesus juga membantu rakyat jelata dengan mengajar dan menghibur mereka, serta memberikan apa yang mereka butuhkan. Terlebih lagi, dengan adanya korban Yesus, semua orang yang beriman kepadanya akan memperoleh berkat untuk selama-lamanya. 15. Karena rendah hati, apa yang Yesus dapatkan? 15 Bagaimana dengan Yesus sendiri? Apakah kerendahan hatinya bermanfaat bagi dirinya? Tentu saja, karena ia mengatakan kepada murid-muridnya, ”Barang siapa merendahkan dirinya akan ditinggikan.” Mat. 2312 Itulah yang terjadi atas diri Yesus. Paulus mengatakan, ”Allah meninggikan [Yesus] kepada kedudukan yang lebih tinggi dan dengan baik hati memberinya nama di atas setiap nama lain, sehingga dengan nama Yesus semua harus bertekuk lutut, yaitu mereka yang berada di surga, di bumi, dan di bawah tanah, dan setiap lidah harus mengakui secara terbuka bahwa Yesus Kristus adalah Tuan bagi kemuliaan Allah, sang Bapak.” Karena kerendahan hati dan kesetiaan Yesus sewaktu hidup di bumi, Allah Yehuwa meninggikan Putra-Nya dengan memberinya wewenang atas semua makhluk di surga dan di bumi.​—Flp. 29-11. YESUS ’MENUNGGANG DEMI KEBENARAN DAN KERENDAHAN HATI’ 16. Apa yang memperlihatkan bahwa Putra Allah akan selalu rendah hati? 16 Putra Allah akan selalu rendah hati. Sebagai Raja di surga, ia akan bertindak atas musuh-musuh Allah. Salah seorang pemazmur menubuatkan, ”Dalam semarakmu teruslah menuju keberhasilan; menungganglah demi kebenaran dan kerendahan hati dan keadilbenaran.” Mz. 454 Di Armagedon, Yesus Kristus akan berperang untuk membela orang-orang yang rendah hati, adil-benar, dan mengasihi kebenaran. Lalu, apa yang akan terjadi pada akhir Pemerintahan Seribu Tahun Kristus setelah ia ”meniadakan semua pemerintah dan semua wewenang dan kuasa”? Apakah ia akan tetap rendah hati? Pasti, sebab ’ia akan menyerahkan kerajaan kepada Allah dan Bapaknya’.​—Baca 1 Korintus 1524-28. 17, 18. a Mengapa hamba-hamba Yehuwa harus mengikuti pola kerendahan hati Yesus? b Apa yang akan dibahas dalam artikel berikutnya? 17 Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan mengikuti pola yang ditetapkan oleh Sang Teladan kita dan memperlihatkan kerendahan hati? Di Armagedon, hanya orang yang rendah hati dan adil-benar yang akan diselamatkan oleh Raja Yesus Kristus. Jadi, kalau ingin selamat, kita harus rendah hati. Dan, sama seperti Yesus, kalau kita rendah hati, bukan kita saja yang akan menuai manfaatnya, tetapi orang lain juga. 18 Apa yang akan membantu kita meniru pola Yesus? Bagaimana kita dapat mengupayakan kerendahan hati sekalipun tidak mudah? Kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dalam artikel berikutnya. Saya ingin memberikan jaminan bahwa ada suatu penyembuhan yang pasti bagi rasa sakit hati, kekecewaan, kesengsaraan, penderitaan, dan kepedihan. Pemazmur menyatakan, “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.”1 Penyembuhan adalah mukjizat ilahi; luka-luka adalah keadaan yang dialami semua umat manusia. Shakespeare telah menyatakan, “Orang dapat menertawakan luka hanya jika dia sendiri tidak memiliki luka itu.”2 Tampaknya tidak seorang pun yang luput dari masalah, tantangan, dan kekecewaan dunia ini. Dalam masyarakat modern yang penuh kesibukan, beberapa metode penyembuhan yang orang tua kita rasakan tampaknya tidak lagi berhasil dalam kehidupan kita. Semakin sedikit orang yang mampu meredakan stres dengan melakukan kerja fisik dan mengolah tanah. Berbagai tuntutan yang meningkat, opini yang berbeda, iklan yang menggoda, suara berisik, keadaan sulit dari banyaknya hubungan pribadi dapat merampok jiwa kita dari kedamaian yang dibutuhkan oleh jiwa kita agar berdaya guna dan hidup. Ketergesaan kita untuk memenuhi tuntutan kerja rutin kita menghancurkan kedamaian batin kita. Tekanan-tekanan untuk bersaing dan hidup amatlah besar. Hasrat kita untuk memiliki harta benda pribadi tampak besar pula. Meningkatnya kekuatan-kekuatan yang menghancurkan individu serta keluarga mendatangkan kepedihan besar dan rasa sakit hati. Satu alasan penyebab penyakit rohani dalam masyarakat kita adalah bahwa begitu banyak orang yang tidak mengetahui atau peduli dengan apa yang secara moral benar dan salah. Begitu banyak hal dinilai berdasarkan pada kenyamanan serta pemerolehan uang atau barang. Baru-baru ini, segelintir orang dan tersebut, yang cukup berani untuk berdiri dan bersuara menentang perzinaan, ketidakjujuran, kekerasan, serta bentuk-bentuk kejahatan lainnya sering dicemooh. Banyak hal yang secara jelas adalah salah, baik yang sah maupun tidak sah. Mereka yang bersikukuh mengikuti hal-hal yang jahat dari dunia tidak dapat mengetahui “damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal.”3 Bagaimanapun juga, kita harus menemukan pengaruh penyembuhan yang mendatangkan keteduhan bagi jiwa. Di manakah balsam ini? Di manakah kelegaan pengganti yang sedemikian diperlukan untuk membantu kita mengatasi tekanan-tekanan dunia? Penghiburan pengganti dapat datang melalui komunikasi yang meningkat dengan Roh Allah. Ini dapat mendatangkan penyembuhan rohani. Penyembuhan rohani digambarkan dalam kisah Warren M. Johnson, yang merupakan seorang pionir operator kapal feri di Lee’s Ferry, Arizona. Sebagai pemuda, Warren Johnson pergi ke barat mencari emas pada musim semi tahun 1866. Dia sakit parah, dan rekan-rekannya meninggalkannya di bawah sebatang pohon di halaman rumah sebuah keluarga di Bountiful, Utah. Salah seorang anak perempuan keluarga itu menemukannya dan melaporkan bahwa ada orang mati di halaman itu. Meskipun dia benar-benar orang asing, keluarga yang baik ini membawanya masuk dan merawatnya sampai sembuh. Mereka mengajarkan Injil kepadanya dan dia dibaptiskan. Akhirnya dia berhenti sebagai operator kapal feri di Lee’s Ferry. Pada tahun 1891 keluarga Warren Johnson mengalami sebuah tragedi besar. Dalam waktu singkat, mereka kehilangan empat anak karena penyakit difteri. Keempat anak itu dikuburkan secara berdampingan. Dalam sepucuk surat kepada Presiden Wilford Woodruff, tertanggal 29 Juli 1891, Warren menceritakan kisah itu “Dengan hormat, Pada bulan Mei 1891 sebuah keluarga yang tinggal di Tuba City, datang ke sini dari Richfield Utah, dimana mereka telah menghabiskan musim dingin mereka untuk mengunjungi teman-teman. Di Panguitch mereka menguburkan seorang anak, dan tanpa membersihkan kereta atau diri mereka sendiri, bahkan tidak berhenti untuk mencuci pakaian si anak yang meninggal, mereka datang ke rumah kami dan menginap, berbaur dengan anak-anak kecil kami …. Kami tidak tahu apa-apa mengenai sifat penyakit itu, namun memiliki iman kepada Allah, saat kami berada di sini di ladang misi yang sangat keras, dan berusaha sekeras yang kami ketahui untuk mematuhi Kata-Kata Bijaksana, serta melaksanakan tugas-tugas keagamaan kami, seperti membayar persepuluhan, doa keluarga, dan sebagainya, agar anak-anak kami dapat diselamatkan. Namun, dalam waktu 4 1/2 hari [anak lelaki sulung] meninggal dalam pelukan saya. Dua orang lagi meninggal karena penyakit dan kami berpuasa serta berdoa sebanyak mungkin menurut kebijaksanaan kami, karena kami memiliki banyak tugas untuk dilaksanakan di sini. Kami berpuasa selama 24 jam dan saya pernah berpuasa selama 40 jam, namun dua anak perempuan saya juga meninggal. Sekitar satu minggu setelah kematian mereka anak perempuan saya yang berusia lima belas tahun, Melinda, terserang penyakit dan kami melakukan segalanya semampu kami namun dia mengikuti yang lainnya, dan tiga orang dari anak perempuan terkasih saya serta seorang anak lelaki telah meninggal, dan itu belum berakhir. Anak perempuan tertua saya yang berusia 19 tahu sekarang tak berdaya karena penyakit, dan kami berpuasa serta berdoa untuk kesembuhannya …. Apa yang telah kami perbuat sehingga Tuhan meninggalkan kami, dan apa yang dapat kami lakukan untuk memperoleh kasihnya lagi[?] Salam dalam Injil Warren M. Johnson”4 Dalam sepucuk surat berikutnya kepada temannya, Warren Foote, Brother Johnson bersaksi bahwa dia telah menemukan kedamaian rohani. “Tetapi saya dapat meyakinkan Anda, bahwa itu merupakan [pencobaan] tersulit dalam kehidupan saya, namun saya memulainya untuk keselamatan, dan saya memutuskan melalui bantuan dari Bapa Surgawi saya untuk berpegang teguh pada pegangan besi, tidak peduli apa pun pencobaan yang mungkin menimpa saya. Saya tidak mengabaikan kinerja dari tugas-tugas saya, dan berharap serta percaya bahwa saya akan memiliki iman dan doa dari saudara-saudara saya supaya saya boleh hidup agar dapat menerima berkat-berkat, melalui wewenang Anda, yang telah Anda anugerahkan di atas kepala saya.”5 Pasal-Pasal Kepercayaan ketujuh menyatakan bahwa, di antara karunia-karunia rohani lainnya, kita percaya pada karunia penyembuhan. Saya percaya karunia ini mencakup untuk menyembuhkan baik tubuh maupun roh. Roh berbicara kedamaian ke dalam jiwa. Keteduhan rohani ini datang dengan memohon karunia-karunia rohani, yang diminta dan dinyatakan dalam banyak cara. Karunia-karunia itu kaya, penuh, dan berlimpah di Gereja zaman sekarang. Karunia-karunia itu mengalir dari penggunaan kesaksian yang rendah hati dan benar. Karunia-karunia itu juga datang melalui menyembuhkan yang sakit setelah pengurapan dengan minyak yang dipersucikan. Kristus adalah Tabib Besar, yang bangkit dari kematian “dengan kesembuhan pada sayap-sayap-Nya,”6 sementara sang Penghibur adalah agen penyembuhan. Tuhan telah menyediakan banyak cara melalui mana kita menerima pengaruh yang menyembuhkan ini. Saya bersyukur bahwa Dia telah memulihkan pekerjaan bait suci ke bumi. Itu adalah bagian penting dari pekerjaan penyelamatan bagi mereka yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Bait suci-bait suci kita menyediakan sebuah tempat dimana kita dapat pergi untuk mengesampingkan banyak kecemasan dunia ini. Bait suci-bait suci kita adalah tempat kedamaian dan ketenangan. Di tempat yang kudus inilah Allah “menyembuhkan orang-orang yang patah hati, dan membalut luka-luka mereka.” Pembacaan dan pembelajaran tulisan suci dapat mendatangkan penghiburan besar. Presiden Marion G. Romney 1897–1988, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama, menyatakan “Saya merasa yakin bahwa jika, di rumah kita, orang tua mau membaca Kitab Mormon dengan sungguh-sungguh dan secara rutin, membaca sendiri maupun bersama anak-anak, roh dari kitab yang hebat itu akan datang untuk mengisi rumah kita dan semua orang yang tinggal di dalamnya. Roh kekhidmatan akan meningkat, rasa hormat bersama dan perhatian bagi satu sama lain akan tumbuh. Roh pertengkaran akan menyingkir. Orang tua akan menasihati anak-anak mereka dalam kasih dan kebijaksanaan yang lebih besar. Kesalehan akan meningkat. Iman, pengharapan dan kasih—kasih murni Kristus—akan tinggal di dalam rumah dan kehidupan kita, yang membawa dalam kehidupan mereka kedamaian, sukacita, serta kebahagiaan.”7 Semasa muda saya, manfaat kesehatan yang diperoleh dari Kata-Kata Bijaksana, termasuk tidak menggunakan tembakau, minuman beralkohol, teh, dan kopi, belum ditegaskan sebaik sekarang ini. Namun, manfaat rohaninya telah lama dirasakan. Kata-Kata Bijaksana menjanjikan bahwa mereka yang ingat untuk mematuhi perintah ini dan hidup menaati perintah-perintah ini “akan memperoleh kesehatan di seluruh tubuh mereka.”8 Sumsum telah lama menjadi lambang bagi semangat dan kehidupan yang sehat. Namun di zaman transplantasi sumsum tulang untuk menyelamatkan hidup, kalimat “sumsum untuk tulang mereka” memberi makna tambahan yang penting sebagai perjanjian rohani. Janji-janji bagi mereka yang menaati Kata-Kata Bijaksana tetap berlaku. Mereka yang menaati hukum ini “akan menemukan kebijaksanaan dan harta pengetahuan yang besar, bahkan harta yang tersembunyi; Dan mereka akan lari dan tidak menjadi letih, dan akan jalan dan tidak jatuh pingsan. Dan, Aku, Tuhan, memberi mereka sebuah janji, bahwa malaikat pemusnah akan melewati mereka, seperti terhadap anak-anak Israel, dan tidak membinasakan mereka.” Tuhan telah berjanji bahwa malaikat pemusnah akan melewati kita, seperti terhadap anak-anak Israel, dan tidak membinasakan Jika kita ingin diselamatkan, kita juga perlu dilindungi dari berbagai metode yang menghancurkan dalam pekerjaan di dunia zaman sekarang. Meskipun demikian, bagi banyak di antara kita, penyembuhan rohani terjadi bukan di tempat-tempat besar di dunia ini namun di pertemuan-pertemuan sakramen kita. Adalah menghibur untuk beribadat dengan mengambil sakramen dengan dan diajar dengan roh kerendahan hati oleh tetangga dan teman-teman dekat yang mengasihi Tuhan serta berusaha untuk menaati perintah-perintah-Nya. Uskup kami yang baik hati menugasi para penceramah untuk berbicara tentang Injil atau asas. Biasanya mereka berbicara dengan kuasa Roh kudus, dengan membuka hati mereka agar orang-orang yang hadir dapat mengetahui nilai kesaksian mereka. Kita sebagai hadirin memahami bahwa itu diajarkan oleh Roh Kebenaran dan menegaskan kesaksian yang menyertainya. Pertemuan sakramen kita hendaknya penuh pemujaan dan penyembuhan, dengan menjaga mereka yang menghadirinya tetap kuat secara rohani. Bagian dari proses penyembuhan terjadi ketika kita beribadat melalui musik dan lagu. Menyanyikan nyanyian rohani kita yang indah serta penuh pemujaan adalah makanan bagi jiwa kita. Kita menjadi sehati dan sepikiran ketika kita menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan. Di antara pengaruh-pengaruh lainnya, beribadat melalui lagu-lagu memiliki dampak secara rohani yang mempersatukan para peserta dalam sikap khidmat. Penyembuhan rohani juga datang dari memberikan dan mendengarkan kesaksian yang rendah hati. Sebuah kesaksian yang diberikan dengan jiwa yang patah, penuh syukur bagi pemeliharaan rohani, dan tunduk pada bimbingan ilahi merupakan obat yang mujarab untuk menolong meredakan kepedihan serta kecemasan di hati kita. Saya meragukan bahwa para anggota yang tulus di Gereja ini dapat memperoleh penyembuhan rohani sepenuhnya tanpa menjadi selaras dengan dasar Gereja ini, yang dinyatakan oleh Rasul Paulus yaitu “para rasul dan nabi.”10 Ini mungkin bukan hal yang populer untuk dilakukan berdasarkan sejarah masa lalu tentang penolakan dunia akan para nabi dan pesan-pesan mereka. Walaupun demikian mereka adalah penyambung lidah Allah di bumi dan mereka dipanggil untuk memimpin serta mengatur pekerjaan pada zaman dan masa ini. Adalah juga penting bagi kita untuk kedapatan terus-menerus mendukung uskup, presiden cabang, dan presiden wilayah serta presiden distrik kita. Informasi terkini tampaknya menegaskan bahwa penyembuhan rohani terakhir terjadi dengan cara melupakan diri sendiri. Sebuah kajian tentang catatan-catatan tertulis menyebutkan bahwa mereka yang dapat bertahan hidup paling baik di penjara dan di kamp-kamp penawanan adalah mereka yang prihatin terhadap sesama narapidana dan bersedia memberikan makanan serta barang-barang mereka untuk membantu orang lain. Dr. Viktor Frankl menyatakan “Kita yang hidup di kamp konsentrasi dapat mengingat para pria yang berjalan memasuki gubuk-gubuk menghibur orang lain, memberikan potongan roti terakhir mereka. Orang-orang ini mungkin sedikit jumlahnya, namun mereka memberikan bukti yang cukup bahwa segala sesuatu dapat diambil dari seseorang kecuali satu hal kebebasan terakhir manusia—untuk memilih sikap seseorang dalam serangkaian situasi yang diberikan, untuk memilih cara orang itu sendiri.”11 Juruselamat dunia mengatakan dengan sangat sederhana “Barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.”12 Dari semua hal yang dapat kita lakukan untuk menemukan ketenangan, doalah yang barangkali paling menghibur. Kita diperintahkan untuk berdoa kepada Bapa, dalam nama Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus, dan dengan kuasa Roh Kudus. Tindakan berdoa kepada Allah adalah memuaskan jiwa, meskipun Allah, dalam hikmat-Nya, mungkin tidak memberi apa yang kita minta. Presiden Harold B. Lee 1899–1973 mengajarkan kepada kita bahwa semua doa kita dijawab, namun kadang-kadang Tuhan berkata Nabi Joseph mengajarkan bahwa “cara terbaik untuk memperoleh kebenaran dan kebijaksanaan adalah … datang kepada Allah dalam doa.”14 Doalah yang paling bermanfaat dalam proses penyembuhan. Luka-luka yang disebabkan oleh orang lain disembuhkan dengan “keterampilan menyembuhkan.” Presiden Joseph F. Smith 1838–1918 menyatakan, “Namun penyembuhan sebuah luka adalah suatu keterampilan yang tidak diperoleh hanya melalui praktik, namun melalui kelembutan yang penuh kasih yang datang dari niat baik sepenuhnya dan minat yang simpatik demi kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain.”15 Ada harapan bagi semua orang untuk disembuhkan melalui pertobatan dan kepatuhan. Nabi Yesaya menjelaskan bahwa “sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.”16 Nabi Joseph Smith menyatakan, “Tidak pernah ada saat ketika roh terlalu tua untuk mendekat kepada Allah. Semua orang berada dalam jangkauan mendapat belas kasihan.”17 Setelah kita sungguh-sungguh bertobat, rumusnya benar-benar sederhana. Sesungguhnya, Tuhan telah memberikan rumus itu kepada kita dalam kata-kata ini “Tidak maukah kamu sekarang kembali kepada-Ku, dan bertobat akan dosa-dosamu, dan ditobatkan agar Aku dapat menyembuhkan kamu?”18 Dalam melakukan hal itu, kita memiliki janji-Nya bahwa “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati, dan membalut luka-luka mereka.” Kita menemukan ketenangan di dalam Kristus melalui pengaruh sang Penghibur, dan Juruselamat mengulurkan undangan kepada kita “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”19 Rasul Petrus berbicara tentang “serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”20 Sewaktu kita melakukan hal ini, penyembuhan terjadi, sama seperti yang Tuhan janjikan melalui Nabi Yeremia ketika Dia berfirman “Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, dan akan menghibur mereka dan menyukakan mereka sesudah kedukaan mereka …. Aku akan membuat segar orang yang lelah, dan setiap orang yang merana akan Kubuat puas.”21 Di kemuliaan selestial, kita diberitahu bahwa “Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita.”22 Maka iman dan pengharapan akan menggantikan rasa sakit hati, kekecewaan, kesengsaraan, penderitaan, dan kepedihan, dan Tuhan akan memberi kita kekuatan, sebagaimana yang Mormon katakan, bahwa kita “tidak akan menderita sesuatu macam kesengsaraan apa pun, kecuali kesengsaraan itu tertelan di dalam kesukaan tentang Kristus.”23 GAGASAN BAGI PENGAJAR KE RUMAH Setelah Anda dengan doa yang sungguh-sungguh mempersiapkan diri, bagikanlah pesan ini dengan menggunakan metode yang mendorong peran serta dari mereka yang Anda ajar. Berikut adalah beberapa contohnya Perlihatkan apa yang Anda gunakan atau mintalah para anggota keluarga untuk memperlihatkan apa yang mereka gunakan untuk merawat luka-luka ringan, misalnya sabun, air, dan perban. Bahaslah proses penyembuhan jasmani. Menurut Presiden Faust, mengapa kita memerlukan penyembuhan rohani dewasa ini? lihat empat alinea pertama dalam artikel ini. Bahaslah beberapa “metode” Presiden Faust untuk memperoleh karunia penyembuhan. Berikan kesaksian mengenai kuasa penyembuhan dari Yesus Kristus. Bacalah dengan keras atau ceritakan dengan kata-kata Anda sendiri kisah mengenai Warren M. Johnson. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini mengenai luka dan penyembuhan rohani? Bacalah apa yang dikatakan oleh Presiden Faust mengenai pertemuan sakramen. Mintalah para anggota keluarga membagikan bagaimana menghadiri pertemuan sakramen telah membantu mereka merasakan Roh Kudus dan disembuhkan. Tekankan bahwa Presiden Faust menggunakan firman Allah dari tulisan suci kunci untuk membantu menyembuhkan jiwa yang terluka lihat Yakub 28. Kenali dan bagikanlah tulisan suci tersebut yang mengesankan bagi Anda. JawabanTindakan yang menyedihkan hati Tuhan pada orang orang yang lebih orang yang lebih orang lainTindakan yang Menyenangkan Hati Tuhan pada orang orang dengan sejatinya tuhan senang ketika umat nya meminta kepada-Nya pda orang yg lebih orang permintaan orang tua kecuali permintaan yang buruk RHEMA HARI INI Amsal 1316 Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan. Ketika mengetahui bahwa suaminya telah berselingkuh, hati Yami bergelora oleh amarah. Perasaan di khianati sangatlah menyakitkan bagi Yami. Sebenarnya sudah sejak lama ia tahu suaminya tidak setia, tetapi Yami berusaha untuk tetap tenang, berpikir positif dan percaya pada suaminya. Foto-foto dan pesan mesra yang Yami temukan di ponsel suaminya, akhirnya menjadi bukti yang meruntuhkan pertahanan Yami. Ingatan demi ingatan perbuatan suaminya yang menyakitkan hatinya, yang selama ini ia pendam dalam-dalam, kini menyerbu pikirannya. Membuat hati Yami semakin terbakar dan berpikir bahwa tidak bisa tidak, semua ini haruslah diakhiri. Keputusan untuk berpisah awalnya terlihat sangat sempurna bagi Yami. Ia sudah lelah dengan ketidaksetiaan suaminya. Tetapi seperti ada sesuatu yang menahannya untuk mengkonfrontasi suaminya. Yami pun memutuskan untuk menenangkan diri dahulu dan meminta petunjuk Roh Kudus. Melalui tuntunan-Nya, Yami menemukan sebuah kotbah di YouTube yang begitu mengena di hatinya. Seolah seperti Tuhan sendiri sedang berbicara kepadanya melalui firman yang disampaikan. Yami bersyukur ia tidak terburu-buru bertindak yang pada akhirnya membuat ia menyesal di kemudian hari. Kita manusia memang diberi Tuhan kehendak bebas untuk memilih. Selain sebuah anugerah, kebebasan ini juga bisa membawa kita pada pilihan yang salah. Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk bertindak, tanyakanlah kepada diri kita sendiri, apakah tindakan yang akan kita lakukan ini menyenangkan hati Tuhan, atau justru mendukakan hati-Nya? Manakah yang kita pilih, kita yang tertawa puas atau senyum di wajah Tuhan? Jika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, kita pasti lebih memilih Tuhan yang disenangkan meskipun harus ada pengorbanan dan air mata di pihak kita. Sebab ketika hati Tuhan di senangkan dengan perbuatan kita, apa yang kita anggap kerugian dan kesengsaraan, akan Tuhan ubahkan menjadi berkat besar, sukacita dan sorak sorai kemenangan. RENUNGAN Sebelum bertindak, tanyakan kepada diri sendiri apakah TINDAKAN kita MENYENANGKAN atau MENDUKAKAN hati Tuhan. APLIKASI 1. Selama ini apakah Anda bertanya kepada diri Anda sendiri sebelum bertindak? 2. Tindakan mendukakan hati Tuhan apa yang pernah Anda ambil? Bagaimana perasaan Anda sesudah melakukannya? 3. Apa komitmen Anda setelah ini, agar tindakan Anda adalah yang menyenangkan hati Tuhan? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, terimakasih untuk Roh Kudus-Mu yang senantiasa membimbing, menuntun dan mengajari kami. Biarlah Roh-Mu yang semakin besar dan menguasai hati kami, sehingga apa yang kami perbuat hanyalah untuk menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”

tindakan yang menyedihkan hati tuhan